Pringsewu, 14 Mei 2022 – Hari ini, Polres Pringsewu menggelar simulasi kesiapan keamanan dalam konteks pemilihan kepala pekon (Pilkakon) yang akan menggunakan sistem e-Voting berbasis NIK dan e-KTP. Simulasi ini bertujuan untuk mengantisipasi dan mengatasi potensi kerusuhan atau gangguan keamanan yang mungkin terjadi selama proses E-Voting Pilkades yang akan digelar dalam beberapa pekan ke depan.

Kegiatan simulasi tersebut dipimpin oleh Kapolres Pringsewu, AKBP Rio Cahyowidi, S.IK, M.IK, yang mengatakan bahwa pihak kepolisian telah berupaya keras untuk memastikan Pilkakon berjalan dengan aman, damai, dan lancar menggunakan sistem E-Voting berbasis NIK dan e-KTP.

Pada simulasi tersebut, peserta melibatkan anggota kepolisian, petugas keamanan, dan perwakilan dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Pringsewu dan Tim Inisiator Implementasi e-Voting berbasis NIK dan e-KTP. Mereka berperan sebagai pemilih, pengawas, dan petugas keamanan dalam situasi simulasi yang didesain untuk mencerminkan situasi potensial selama pemilihan.

Peserta simulasi diberikan kesempatan untuk mencoba langsung sistem E-Voting yang telah disiapkan dengan dipandu oleh Yohanes Sulistiono, SE,MM dan Davit Kurniawan, S.Kom, CCNA Selaku Ketua Tim Official Smart Village Lampung dan Ketua Tim Inisiator Implementasi e-Voting berbasis NIK dan e-KTP. Peserta memilih calon kepala pekon (desa) pilihan mereka melalui perangkat elektronik yang disediakan oleh panitia. Hasil pemilihan langsung dihitung secara otomatis, sehingga hasilnya dapat diperoleh dengan cepat dan akurat.

Simulasi ini mencakup berbagai skenario yang mungkin terjadi selama pemilihan, termasuk gangguan teknis pada sistem E-Voting, upaya peretasan, serta aksi demonstrasi atau kerusuhan. Para peserta diberikan pelatihan untuk merespon dengan cepat dan efisien dalam menghadapi situasi-situasi tersebut.

Selain itu, simulasi ini juga memeriksa penggunaan perangkat E-Voting yang telah dipasang di seluruh lokasi pemilihan desa. Pihak berwenang berusaha memastikan bahwa sistem tersebut dapat beroperasi dengan lancar dan aman.

Dalam situasi simulasi, petugas keamanan berhasil mengatasi berbagai tantangan yang diajukan, dan sistem E-Voting berfungsi dengan baik. Hasil simulasi ini memberikan keyakinan kepada pihak berwenang bahwa mereka telah siap untuk mengamankan dan mengawasi proses pemilihan kepala desa yang sebenarnya dengan sukses.